IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH


IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidyahNya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat menyelesaikan dengan tepat pada waktunya. Walaupun saya sadar bahwa makalah masih jauh apa yang menjadi harapan dari pembimbing. Namun sebagai awal pembelajaran dan agar menambah spirit saya, bukan sebuah kesalahan jika saya mengucapkan kata syukur.
Terimakasih saya ucapkan kepada, bapak Much. Kadi yang telah memberikan arahan terkait makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin makalah ini tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format yang berlaku. Kesalahan dalam makalah ini jelas ada. Namun bukanlah kesalahan yang tersengaja melainkan karena khilafan dan kelupaan. Dari kesemua kelemahan tersebut kirannya dapat dimaklumi.
Terimakasih saya ucapkan pula kepada teman-teman yang telah memberikan banyak saran dan pengetahuannya sehingga menambah hal yang baru bagi saya. Terutama sumbangannya dalam hal materil yaitu referensi yang berkaitan dengan makalah ini.
Demikian, harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula, amien…!!!

Purwosari, 2 april 2011





Penyusun






DAFTAR ISI:

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN

1.      1 Latar Belakang...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.     Pengertian Kitab-kitab Allah..........................................................................................
B.      Shuhuf dan kitab.............................................................................................................
C.     Hikmah di turunkan kitab-kitab Allah............................................................................
D.     Adapun diantara kaifiyat atau cara-cara penyampaian wahyu...............................................
E.      Al-Qur’an memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh beberapa kitab sebelumnya............................................................................................................................
F.      Fungsi iman kepada kitab kitab Allah............................................................................
G.     Iman kepada Kitab-kitab................................................................................................
H.     Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah.................................................................

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan......................................................................................................................
B.     Saran................................................................................................................................
C.    Daftar pustaka..................................................................................................................












BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujianterhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? “ (QS. Al-Maa’idah: 48-50)
Setelah berbicara mengenai Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as. dan Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as., kini surat al-Ma’idah ayat 48 menerangkan tentang al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Ayat di atas menjelaskan kebenaran yang terkandung di dalam al-Qur’an, yakni membenarkan dan sekaligus meluruskan Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum al-Qur’an. Membenarkan dalam artian kata membuat syariat baru, yaitu syariat yang diusung oleh Nabi Muhammad Saw., kerena dengan turunnya al-Qur’an ini sudah otomatis membatalkan syariat-syariat yang sebelumnya sudah ada. Lalu ada sebuah pertanyaan yang timbul mengenai hal ini, yaitu kenapa Allah SWT. merubah syariat-syariat yang sebelumnya?
Seandainya Allah SWT. menghendaki kaum Nabi Musa as., kaum Nabi Isa as., dan kaum Nabi Muhammad Saw. menjadi satu kaum yang padu, pasti Allah SWT. bisa saja melakukan hal tersebut, namun Allah SWT. ingin menguji hamba-hamba-Nya agar hamba-hamba-Nya mempotensialkan segala hal, baik itu mengenai syariat maupun potensi-potensi yang lainnya. Oleh karena itu semenjak datangnya Islam, agama-agama samawi yang lainnya sudah terhapuskan. Bahkan agama Islam ini adalah satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT. terhitung semenjak mulai diutusnya Nabi Muhammad Saw. menjadi Rasul hingga hari kiamat nanti. Allah berfirman: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali ‘Imran: 19). Melalui tuntunan syariat yang baru inilah kita semuanya berlomba-lomba dalam kebaikan dan berbuat aneka kebajikan, tidak ada gunanya lagi menghabiskan waktu dengan sia-sia dan berdebat yang tiada artinya, karena manusia semuanya akan kembali kepada Allah SWT. dan jalan satu-satunya menuju hal itu melalui syariat dan tuntunan yang dibawa oleh Nabi yang terhebat yaitu Nabi Muhammad Saw. Di dalam internal Islam sendiri telah banyak terjadi perbedaan dan perselisihan pendapat mengenai hal-hal yang furu’iyah, namun anehnya masih banyak yang menganggap perbedaan ini menjadi hal yang sangat istimewa dan bahkan tidak jarang akan menjadikan ta’ashub buta yang akan menjurus kepada pertengkaran.
Seharusnya sebagai umat Islam sudah tidak pantas lagi untuk bertengkar, sudah tidak zamannya lagi untuk mencari-cari kesalahan kelompok lain, namun yang seharusnya dilakukan adalah mencari persamaan-persamaan yang ada, bukan perbedaan. Dan kita semua yakin bahwa persamaan-persamaan yang ada lebih banyak dari pada perbedaannya, mungkin jika dipersentasikan 95% banding 5%. Astaghfirullah lalu apakah kita akan mengambil yang 5% ketimbang yang 95%, sungguh zalimnya orang-orang yang mengambil 5% itu. Kemudian meluruskan kitab-kitab Samawi sebelumnya, yakni memperbaiki dan mmembatalkan kitab-kitab yang sebelumnya, karena tidak bisa dipungkiri lagi jikalau Kitab-Kitab Samawi yang lainnya telah terkontaminasi oleh perkataan-perkataan manusia yang tidak bertanggung jawab sehingga merubah wahyu-wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Contohnya Kitab kebanggaan Umat Kristiani yaitu Injil. Mungkin banyak yang mengkritisi tentang penggunaan kata “Injil” tersebut, ada yang mengatakan bahwa yang dijadikan kitab sandaran oleh Umat Kristiani bukanlah Injil asli, tetapi lebih tepatnya adalah Perjanjian Baru. Karena injil yang sebenarnya adalah kitab yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi Isa as. tanpa adanya tambahan-tambahan dari manusia. Sedangkan Perjanjian Baru yang diterbitkan antara tahun 50 Masehi hingga tahun 100 Masehi ini mula-mula adalah surat-surat Paulus, kemudian barulah judul-judul yang lainnya ditambahkan. Beberapa abad sesudah Masehi, Gereja baru mensahkan Kitab Perjanjian Baru tersebut setelah urutannya diubah dan sedapat mungkin disesuaikan dengan Sejarah Keselamatan manusia. Oleh karena itulah al-Qur’an sebagai kitab yang membenarkan cocok bagi semua umat, bukan hanya umat Islam saja tetapi untuk umat secara keseluruhan, seperti apa yang difirmankan oleh Allah dalam surat al-An’am ayat 90 yang artinya “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran).” Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.”. Namun sayangnya kebanyakan umat yang masih berpegang kepada kitab-kitab Samawi enggan untuk menerima al-Qur’an sebagai pelurus dan pembenar, padahal kitab-kitab mereka tidak murni lagi, banyak terjadi tambahan-tambahan yang tidak dikehendaki oleh Allah SWT. bukan hanya itu saja kitab-kitabnya pun sudah dialihbahasakan yang akan merusak makna yang terkandung. “Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. (QS. Yunus: 37)








BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kitab-kitab Allah


Al kutub secara bahasa berarti kitab-kitab. Secara istilah berarti kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-rasul-Nya sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh ummat manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akherat.
Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada nabi Musa a.s, Zabur kepada nabi Daud a.s, Injil kepada nabi Isa a.s, dan Al Qur’an kepada nabi Muhammad SAW. Al Qur’an sebagai kitab suci terakhir memiliki keistimewaan yakni senantiasa terjaga keasliannya dari perubahan atau pemalsuan sebagaimana firman Allah berikut. Artinya : “ Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur’an dan Sesungguhnya Kami yang memeliharanya.” (Al Hijr : 9) lihat al-Qur’an online di Goole,
A. Pengertian Kitab dan Suhuf
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.
Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf
Persamaan
Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.
Perbedaan
  1. Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf
  2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.
Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini.
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136)
Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa lembaran-lembaran yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim a.s dan nabi Musa a.s. Firman Allah SWT .
Artinya : “ (yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa” (Al A’la : 19)
Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT berikut.
Artinya : “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya dan apa yang kami berikan kepada Musa dan Isa seperti apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya patuh kepada-Nya.(QS Al Baqarah : 136)

B. Shuhuf dan kitab
1. Shuhuf Ibrahim
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa” (QS. Al A’la : 14-19)

“Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS. An Najm : 36-37)
2. Shuhuf Musa
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa” (QS. Al A’la : 14-19)

“Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran- lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS. An Najm : 36-37)
3. Taurat
“Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah : 53)

“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran : 3)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al Maidah : 44)
“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia.” Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahuinya ?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya”(QS. Al An’am:91)
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah : 46)
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.” (QS. Ali Imran : 48)
4. Zabur
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. An Nisaa : 163)

“Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna” (QS. Al Baqarah : 184)
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.” (QS. Al Anbiyaa : 105)
“Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. Al Israa’ : 55)
5. Injil
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran : 3)
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah : 46)

“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.” (QS. Ali Imran : 48)
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Fath : 29)
6. Al Quran
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,” (QS. Al Baqarah : 2)

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf : 2)
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,” (QS. Al Furqaan:1)
“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila.” Dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.” (QS. Al Qalam :51-52)
“Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” (QS. Huud:17)
“Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (QS. Yunus : 37)
“Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS. Fushshilat : 44)
C. Sifa-Sifat Al Quran

1) Nuur
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).” (QS. An Nisaa : 174)

2) Mubin
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).” (QS. An Nisaa : 174)
3) Huda
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
4) Syiifa
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
5) Rahmah
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)



6) Mau’idzah
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
7) Basyir
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al Baqarah : 19)
8. Nazir
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al Baqarah : 19)

9) Mubarok
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran” (QS. Shaad : 38)


D. HIKMAH DI TURUNKAN KITAB-KITAB ALLOH SWT
Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap adalah:
a. Untuk memuliakan Al-Qur’an itu sendiri.
b. Untuk memuliakan dan menghormati penerimanya (Nabi Muhammad SAW.) dengan cara memberitahukan kepada seluruh penghuni langit.
Adapun berangsur-angsur artinya bahwa Al-Qur’an tidak di sampaikan sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit sesuai situasi dan kondisi yang tepat. Adapun pertama kali ayat Al-Qur’an disampaikan oleh Malaikat Jibril (Ruhul-Quddus) kepada Nabi Muhammad SAW. adalah pada saat “bi’tsah” (pengangkatan) beliau sebagai Nabi dan Rasul yakni pada 17 Ramadhan bertepatan pada tanggal 6 Agustus 610 M, Seterusnya disampaikan hingga dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, yakni 13 tahun pada periode Mekkah dan 10 tahun pada periode Madinah.


Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur adalah:
a. Bagi Nabi Muhammad SAW:
1)Meringankan dalam menerima wahyu.
2)Memudahkan dalam menjelaskan kandungan dan mencontohkan pelaksanaannya.
3)Meneguhkan hati dalam menghadapi cobaan celaan dan penganiayaan orang-orang kafir.
b. Bagi Ummat:
1) Memudahkan dalam menghafalkan.
2) Memudahkan dalam memahami.
3) Mempersiapkan bangunan Al-Qur’an dengan landasan yang sempurna dalam menghancurkan kepercayaan yang bathil dan tradisi yang merusak.
4) Membengun umat menuju bentuk yang sempurna dengan menanamkan aqidah salamah, ibadah shahihah dan akhlaqul karimah.
5) Meneguhkan hati dan meringankan beban penderitaan dalam menegakkan dan memperjuangkan Islam.


E. Adapun diantara kaifiyat atau cara-cara penyampaian wahyu tersebut adalah:
a. Malaikat Jibril memasukkan wahyu langsung ke dalam hati dan akal beliau. Nabi tidak melihat melainkan hanya merasakan bahwa hatinya penuh wahyu.
b. Malaikat Jibril menampakkan diri sebagai seorang laki-laki, kemudian menyampaikan firman Allah lalu Nabi menghafalnya dengan benar.
c. Malaikat Jibril menampakkan diri dalam ujud aslinya.
d. Malaikat Jibril datang dengan disertai suara seperti gemerincingnya lonceng. Cara inilah yang terasa paling berat oleh Nabi Muhammad SAW.
Keistimewaan Al-Qur’an.


F.
Al-Qur’an memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh beberapa kitab sebelumnya, diantaranya adalah:
1. Tidak pernah mengalami perubahan.
2. Terpelihara kemurniannya hingga akhir zaman.
3. Tak ada satupun makhluk yang dapat menandingi kehebatan Al-Qur’an.
4. Memuat petunjuk tentang segala segi kehidupan manusia.
5. Mengoreksi segala kekeliruan kitab-kitab sebelumnya akibat penyelewengan.
6. Telah tertulis sejak zaman Rasulullah masih hidup.
7. Memiliki gaya bahasa yang sangat tinggi.
8. Berlaku hingga hari qiyamat dan bagi seluruh umat manusia di dunia ini.
9. Selalu memuliakan akal fikiran serta menggunakannya sebagai dasar dalam memahami kandungannya.
10. Memandang hakekat manusia adalah sama.
11. Memadukan antara ilmu, iman dan keyakinan.
12. Menjanjikan kebahagian dunia akhirat bagi yang mengamalkannya.
13. Membacanya sebagai ibadah dan berpahala, baik yang mahir maupun belum.
14. Sebagai mu’jizat Nabi dan Rasul yang terbesar.
15. Sebagai obat dan rahmat bagi yang beriman.

Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Dan Pedoman Dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Isi dan Fungsi (Peranan) Al-Qur’an
Menurut Muhammad Abduh Al-Qur’an berisi tentang:
a. Masalah ketauhidan.
b. Masalah janji dan ancaman.
c. Masalah Jalan menuju kebahagiaan.
d. Masalah peribadatan.
e. Masalah kisah sejarah.



G. FUNGSI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLOH SWT
Fungsi beriman kepada kitab kitab ALLOH SWT adalah sebagai berikut:

a. Mu’jizat bagi Nabi Muhammad SAW.
b. Pedoman hidup bagi setiap muslim.
c. Nasikh (pengganti), Muhaimin (korektor) dan Mushoddiq (pembenaran) terhadap kitab suci sebelumnya.
2. Cara beriman kepada Al-Qur’an
Beberapa cara beriman (komitmen) kepada kitab suci Al-Qur’an adalah:
a. Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah SWT., bukan karangan Nabi Muhammad SAW. belaka.
b. Meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci samawi terakhir sebagai petunjuk seluruh umat manusia.
c. Meyakini bahwa isi Al-Qur’an itu benar dan tidak ragu sedikitpun.
d. Mempelajari, mamahami dan menghayati isi Al-Qur’an.
e. Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, baik pribadi, keluarga, bermasyarakat, bernegara maupun internasional, baik aspek sosial, ekonomi, politik, budaya dan lain-lain.
f. Mengajarkan, menyampaikan dan mendakwahkan Al-Qur’an.
g. Mempelajari beberapa ilmu alat yang diperlukan untuk memahami isi Al-Qur’an, misalnya bahasa Arab (nahwu, sharaf, uslub, balaghah, dll.), tajwid, asbabun-nuzul, dan sebagainya).
Artinya:
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”, (QS. Al-Baqarah: 2)
3. Fadhilah (Keutamaan) Al-Qur’an
Menurut Imam As-Suyuthi, ada beberapa fadhilah Al-Qur’an berdasar hadits-hadits shahih, yakni:
a. Al-Qur’an akan datang sebagai pemberi syafa’at bai yang membacanya.
b. Surat-surat yang dibaca dan diamalkan akan menjadi pembela di hari qiyamat.
c. Menjadikan orang yang mempelajari dan mengajarkan sebagai manusia yang paling baik.
d. Orang mukmin yang suka membaca Al-Qur’an bagaikan buah utrujah yang harum dan manis.
e. Allah SWT. akan mengangkat martabat manusia karena Al-Qur’an.
f. Hanya boleh iri kepada orang yang faham dan mengamalkan Al-Qur’an.
g. Setiap huruf akan mendapat 1 kebaikan yang dilipat gandakan 10 kali.




H. Iman kepada Kitab-kitab mengandung empat unsur:

1.
Mengimani bahwa Kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Mengimani Kitab-kitab yang sudah kita kenali namanya, seperti Al-Qur-an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa Alaihissalam, Injil yang diturunkan kepada Nabi ‘Isa Alaihissalam, dan Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud Alaihissalam, Shuhuf Ibrahim Alaihissalam dan Musa Alaihissalam. Adapun Kitab-kitab yang tidak kita ketahui namanya, maka kita mengimaninya secara global.
3. Membenarkan seluruh beritanya yang benar, seperti berita-berita yang terdapat di dalam Al-Qur-an, dan berita-berita Kitab-kitab terdahulu sebelum diganti atau sebelum diselewengkan.
4. Melaksanakan seluruh hukum yang tidak dinasakh (dihapus) serta rela dan berserah diri kepada hukum itu, baik kita memahami hikmahnya maupun tidak. Dan seluruh kitab terdahulu telah dinasakh oleh Al-Qur-anul Karim.

b. Dalil-dalil Yang Mewajibkan Iman Kepada Kitab-Kitab Allah swt
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur-an yang diturunkan ke-padanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang ber-iman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya.” [Al-Baqarah: 285]

Al-kutub adalah bentuk jamak dari kata kitaab yang berarti ‘sesuatu yang ditulis’. Namun yang dimaksud di sini adalah Kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para Rasul-Nya sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mengguna-kan besi itu) dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan Rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” [Al-Hadiid: 25]

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya..” (QS. An Nisaa : 136)
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,” (QS. Al Maidah : 48)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al Maidah:44)
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah : 46)
“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab (Al Quran) itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (QS. Faathir:31)
Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana firman Allah azza wa jalla yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’: 136)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah ta’ala memerintahkan agar kita beriman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam, kepada kitab-Nya yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya yakni Al-Qur’an dan juga memerintahkan agar kita mengimani kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an. Dalam hadits dari Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasu-lNya, hari Akhir dan hendaknya engkau beriman kepada qadar (takdirNya), yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)


I.  Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Setelah mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara benar, maka tentunya keimanan tersebut akan memperoleh hikmah bagi diri seorang muslim. Diantara hikmah keimanan tersebut adalah:
v Mengetahui hikmah Allah swt dalam syara’ atau hukumnya sehingga menetapkan hukum sesuai dengan tabiat dan keadaan setiap umat
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,” (QS. Al Maidah : 48)
v Menyadarkan kita akan kasih sayang Allah swt sehingga kita harus mensyukuri segala bentuk nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita.
v Meyakinkan kita bahwa Islam adalah risalah seluruh nabi dan rasul
v Mengetahui perhatian Allah swt terhadap seluruh hamba-Nya sehingga menurunkan kitab yang menjadi hidayah bagi setiap umat.
v Mengetahui pertolongan Allah ta’ala pada hamba-hamba-Nya dimana Allah menurunkan kepada setiap kaum kitab yang memberi petunjuk pada mereka.
v Mengetahui dengan hikmah-Nya, Allah ta’ala mensyari’atka kepada setiap kaum sesuai dengan keadaan mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (QS. Al-Maa’idah 5:48)
Semoga kini engkau memahamibagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah ta’ala secara benar. Kitab-kitab yang seluruhnya adalah kalamullah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada setiap Rasul. Tunduk dan berserah diri dengan apa yang ada pada kitab terakhir yang diturunkan yaitu Al-Qur’an dengan tanpa menafikan kebenaran yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Mengamalkan seluruh hukumnya tanpa memilih sebagian ayat dan menolak ayat lainnya yang ini merupakan tindakan kekufuran – na’udzubillahi min dzalik-. Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan syari’at ini. Hanya Allah-lah tempat bersandar dan memohon pertolongan.



BAB III
PENUTUP
A. 1 Kesimpulan
Yang dimaksud dengan kitab-kitab Allah adalah kitab-kitab dan shuhuf (lembaran-lembaran wahyu) yang di dalamnya tertulis firman Allah Ta’ala yang diwahyukan kepada rasul-rasulNya.
Adapun beriman kepada kitab-kitab Allah Ta’ala maksudnya adalah membenarkan dengan keyakinan yang pasti bahwa Allah Ta’ala memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-rasulNya yang berisi kalamullah (firman Allah) dengan kebenaran yang nyata dan cahaya petunjuk yang jelas untuk disampaikan kepada hamba-hamba-Nya
Beriman kepada semua kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun dari rukun–rukun iman yang enam. Tidak sah keimanan seseorang kecuali dengan mengimaninya. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an dan oleh Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam as-Sunnah.
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. 4:136)
Allah Ta’ala juga berfirman, artinya, “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), ‘Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’kub dan anak cucunya, dan apa yang telah diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabbnya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya’.” (QS. al-Baqarah: 136)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang iman, “(Iman) itu adalah engkau beriman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan Hari Akhir serta beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Di antara kitab-kitab Allah yang wajib kita imani secara khusus adalah kitab-kitab yang telah disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an dan oleh Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam as-Sunnah. Kitab-kitab tersebut adalah :
1. Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa ‘alaihimas salam.
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji,” (QS. an-Najm: 36-37). Dan firman Allah Ta’ala, artinya, “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf-shuhuf terdahulu, (yaitu) shuhuf Ibrahim dan Musa.” (QS. al-A’la: 18-19).
2. Taurat, yaitu kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salam .
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.” (QS. al-Qashash: 43).
3. Zabur, yaitu kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Daud ‘alaihis salam.
Allah Ta’ala berfirman, “… dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. an-Nisa’: 163).
4. Injil, yaitu kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihis salam.
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu : Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil yang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertaqwa.” (QS. 5:46).
5. Al-Qur’an, yaitu kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai kitab yang membenarkan dan menjadi saksi bagi kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an adalah kitab Allah yang paling akhir diturunkan, paling mulia dan paling sempurna serta penghapus masa berlakunya kitab-kitab yang sebelumnya. Al-Qur’an juga terjaga dari pengubahan dan pemalsuan, tidak sebagaimana yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu…” (QS. 5:48).
Allah Ta’ala berfirman, artinya:
“Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. al-Maidah: 15-16)
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar benar memeliharanya.” (QS. al-Hijr: 9)
Berdasarkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah, manusia terbagi menjadi tiga kelompok :
Ø Kelompok pertama
orang yang mendustakan kitab-kitab Allah secara keseluruhan. Mereka adalah orang orang atheis dan musuh para rasul dari kalangan orang kafir, musyrik dan para ahli filsafat.
Ø Kelompok kedua
orang yang beriman yang mengimani semua utusan Allah dan kitab-kitabNya yang telah diturunkan kepada mereka. Allah berfirman, artinya, “Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seserangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya’…” (QS. al-Baqarah: 285).
Ø Kelompok ketiga
orang yang mengimani sebagian kitab Allah dan mengingkari sebagian yang lain. Mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nashrani dan orang-orang yang mengikuti jalan keduanya. Allah Ta’ala berfirman tentang mereka, artinya, “Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Berimanlah kepada al-Qur’an yang diturunkan Allah’. Mereka berkata, ‘Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami’. Dan mereka kafir kepada al-Qur’an yang diturunkan sesudahnya, sedang al-Qur’an itu (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka…” (QS. 2:91)

B. 2 Saran
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata sempurna. Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.